KARBON BARU DI KERAK BUMI
Studi baru yang dipimpin tim peneliti dari Johns Hopkins
University mengungkap, rincian tentang karbon—khususnya yang tertanam di bawah permukaan
bumi. Tim juga mengembangkan teori baru tentang proses terbentuknya berlian di
mantel bumi. Temuan tersebut didapat dari pengamatan terhadap karbon yang ada
dalam air di kedalaman 100 mil di bawah permukaan bumi. Karbon tersebut
mencapai suhu 1.150 derajat celcius.
Dalam temuan yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience
pekan ini, tim menemukan selain karbondioksida dan metana, terdapat beragam
spesies karbon organik di zona subduksi bumi. Karbon tersebut dapat memicu
pembentukan berlian. “Bahkan mungkin menjadi makanan bagi mikroba yang ada,”
kata Dimitri Sversjenski, pemimpin penelitian, seperti dikutip dari
Sciencedily, Jumat, 21 November 2014.
Sversjensky beranggapan, cairan di dalam bumi ini mungkin
dapat mengungkap asal-usul kehidupan. Dia menyebut teori ini sebagai Deep Water
Earth. Dengan teori dan metode ini, tim juga mengungkap susunan kimiawi dalam
mantel bumi. Selain kandungan peridotit, karbondioksida, dan metana, tim juga
menemukan kandungan berlian dan mineral eclogitic. “Juga ada karbon organik,
seperti asam asetat”.
Menurut Sversjenky, konsentrasi kandungan tersebut menarik
karena sebelumnya tak diketahui. Selama ini para ilmuwan percaya bahwa berlian
dihasilkan hanya melalui kandungan karbondioksida ataupun metana.Penelitian ini
merupakan bagian dari proyek Deep Carbon Observatory. Studi ini didanai oleh
Alfred P. Sloan Foundation.
SUMBER
http://www.tempo.co/read/news/2014/11/23/095623762/Ditemukan-Karbon-Baru-di-Kerak-Bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar