PENGARUH ALIRAN CASH FLOW
INDONESIA TERHADAP PERTUKARAN NILAI RUPIAH DAN USD.
Pada saat ini Indonesia mengalami perekonomian yang buruk. Dengan sistem
perekonomian modern (kapitalis) seperti sekarang maka selain sebagai alat
tukar,mata uang termasuk dalam kategori barang yang bisa diperjual belikan.
Krisis mata uang terjadi karena beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor internal seperti defisit neraca transaksi berjalan dan
intervensi BI kemudian faktor eksternal seperti rencana Amerika Serikat
mengurangi stimulus moneter dan penurunan hasil ekspor indonesia. Serta
melambatnya ekonomi negara negara berkembang seperti China dan India.
A. Melemahnya Mata Uang Rupiah
Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan oleh hubungan penawaran-permintaan
(supply-demand) atas mata uang. Jika
permintaan uang meningkat sementara penawaran tetap atau menurun maka nilai
tukar mata uang akan naik. Apabila penawaran mata uang meningkat kemudian
permintaan tetap maka nilai tukar mata uang turun atau melemah. Pemerintah
harus memperhatikan faktor tersebut seperti aliran dana yang keluar. Sebab,
cadangan devisa semakin kecil. Cadangan devisa turun dari USD 105,3 miliar pada
Agustus 2015 menjadi USD 101,7 miliar.
Cadangan yang terlalu rendah apabila mencapai dibawah USD 100 miliar dapat
mengakibatkan efek psikologis ekonomi yang buruk terhadap Indonesia. Apabila
mencapai angka itu maka orang akan susah mencari dollar. Dalam masalah ini
pemerintah melakukan beberapa kebijakan ekonomi namun tidak cukup efektif mengatasi
masalah tersebut. Meningkatnya kebutuhan dollar saat ini karena adanya
pembayaran barang-barang impor serta pembayaran utang negara yang jatuh tempo
mengkibatkan devisa dollar semakin menurun.
Merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengkibatkan melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sementara pelemahan rupiah dipengaruhi
oleh ketidakpastian pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
subsidi. Apabila harga BBM naik otomatis inflasi naik dan suku bunga negatif
akhirnya investor akan menarik sahamnya kembali.
B. Akibat Melemahnya Rupiah
Melemahnya nilai Rupiah saat ini berdampak
di bidang industri,ekspor-impor,bahan baku dan lain-lain perlu
diwaspadai,karena ekonomi makro Indonesia mermerlukan kestabilan. Di bidang
Industri dengan melemahnya Rupiah maka indutri akan terbebani oleh utang luar
negeri. Utang dalam dolar AS menyebabkan biaya meningkatkan serta dengan
meningkatnya pembayaran modal tersebut maka harga produksi barang akan
meningkatkan. Dengan biaya modal yang meningkat maka ancaman PHK akan terjadi.
Ekspor meningkatkan permintaan atas
mata uang negara eksportir, karena dalam ekspor, biasanya terjadi pertukaran
mata uang negara tujuan, dengan mata uang negara eksportir. Pertukaran ini
terjadi karena si eksportir membutuhkan hasil akhir ekspor dalam bentuk mata
uang negerinya agar bisa terpakai dalam usahanya. Sebaliknya, impor
meningkatkan penawaran atas mata uang negara importir, karena dalam impor,
biasanya terjadi pertukaran mata uang negara importir dengan mata uang negara
asal. Karena akhir-akhir ini, impor Indonesia lebih besar daripada ekspornya,
maka situasi ini telah melemahkan nilai tukar Rupiah.
Merosotnya nilai tukar Rupiah merefleksikan menurunnya permintaan
masyarakat terhadap mata uang rupiah dan
meningkatnya permintaan mata uang asing sabagai alat pembayaran internsional.
Dampak yang akan terjadi adalah meningkatnya biaya impor bahan-bahan baku bagi
perusahaan di Indonesia. Banyak pihak yang terpukul atas meningkatnya komoditi
ekspor di Indonesia, Pertama adalah konsumen, terutama konsumen kelas bawah,
karena pendapatan mereka tidak bisa mengimbangi kenaikan harga barang.
Kedua pihak-pihak dalam rantai
distribusi komoditi impor mulai dari importir sampai pengecer, karena mereka
menghadapi pasar dalam negeri yang menyusut. Ketiga adalah para usahawan yang berorientasi pada pasar
dalam negeri. Keempat rakyat pekerja
yang sudah terpukul dari sisi konsumsi akibat kenaikan harga barang, juga akan
dijepit dari sisi upah oleh pengusaha yang terjepit oleh kenaikan harga
alat-alat produksi impor, kenaikan nilai utang luar negeri dan penyusutan pasar
dalam negeri.
Dampak dari melemahnya Rupiah ini
telah membuat Indonesia dalam keadaan waspada dibidang ekonomi karena
meningkatnya harga komoditi impor,terjadinya inflasi berkepanjangan akibat
komsumsi masyarakat yang meningkat dan meningkatnya suku bunga. Dengan adanya
masalah menurunnya nilai tukar Rupiah di atas dengan penyebab dan
dampaknya, tentunya kita telah
mengetahui dengan jelas bahwa nilai Rupiah mungkin akan lebih jatuh lagi
apabila tidak ada tindakan penyelesaian yang efektif dan efisien.
Salah satu solusi yang dapat kita
peroleh adalah dengan memancing investor-investor asing untuk masuk ke
Indonesia dan meningkatkan nilai Ekspor barang serta mengurangi Impor barang.
Investasi asing yang menurun akhir-akhir ini, seperti disebutkan di atas,
jelas-jelas mengurangi nilai tukar Rupiah. Investor asing yang menanamkan
investasinya ke Negara Indonesia ini harus dipancing agar kembali dan
diusahakan agar bertambah jumlahnya dangan terbukanya pasar saham dengan
tawaran yang menarik dan meyakinkan.
Selain itu, penyebab utama menurunnya nilai ekspor dan naiknya nilai impor
ini adalah masalah paling besar di Negara ini. Kurangnya pengelolaan sumberdaya,
kurangnya variasi produk asli Indonesia, hingga kebutuhan warga Negara
Indonesia yang terpancing dengan Negara-negara besar, seperti Amerika Serikat,
Bangsa Eropa, bahkan bangsa Asia lainnya seperti Jepang, Korea, dan China yang
mendominasi gaya hidup dan fashion, namun meninggalkan produk buatan Negaranya
sendiri ini sangat perlu diperhatikan pemerintah. Warga Indonesia kini
senantiasa mengkosumsi produk-produk impor yang terkesan mewah dibandingkan
produk karya anak bangsa yang kualitasnya tak jauh beda. Pakaian, Aksesoris,
Kendaraan, Makanan dan Minuman, semuanya telah didominasi dengan produk-produk
asing.
Pemerintah seharusnya memperhatikan produksi khas Indonesia dan mengurangi
impor barang. Lebih baik lagi apabila produk khas Indonesia lebih ditonjolkan
dan ditawarkan di Negara sendiri dan Negara lain. Pemerintah juga harus
memperhatikan peralatan industri di Indonesia yang kualitas teknologinya
tertinggal serta meningkatkan pendidikan pekerja Industri di Indonesia untuk
meningkatkan pasokan ekspor dan mengurangi impor. Tetapi, langkah ini juga
harus didukung oleh warga Indonesia untuk mengurangi kosumsi produk-produk luar
negeri dan lebih mencintai produk dalam negeri.